Napak Tilas Pasukan Brimob Polda Sumut, Kapolres Toba Membacakan Sejarah Awal Pembentukan Sat Brimob di Sumut

Napak Tilas Pasukan Brimob Polda Sumut, Kapolres Toba Membacakan Sejarah Awal Pembentukan Sat Brimob di Sumut

Hendri
By -
0



Polres Toba

Bicaranews.com | TOBA - Kapolres Toba AKBP Wahyu Indra Jaya, SH, S.I.K bersama Dansat Brimob Polda Sumut AKBP Rantau Isnur Eka S.I.K, M.M, M.H, M.HAN melepas satu platon personel Brigade Mobil (Brimob) Polda Sumut yang melakukan napak tilas di Mapolsek Balige Kabupaten Toba Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (4/5/2024).


Kapolres Toba AKBP Wahyu Indra Jaya, SH, S.I.K menjelaskan bahwa pengamanan kegiatan dari Brimob Polda Sumut Napak Tilas rutenya di mulai dari Polsek Balige - Jalan Patuan Nagari - Jalan Tarutung - Sangkat Nihuta - Soposurung - Simpang Monumen Sisingamangaraja - Jalan Sutomo - Jalan TB Silalahi pagar batu dan Finish di Makam Pahlawan Sisingamangaraja 


Kegiatan long march Satuan Brimob Polda Sumut Dalam Rangka Peringatan ke-75 Hari Palangan Benteng Huraba Tahun 2024, ucap Kapolres 


Mereka berjalan dalam satu barisan, dengan membawa ransel yang berisi perlengkapan serta senjata lengkap.


Dalam perjalanan juga, mereka nampak membawa panji serta bendera Merah Putih. "Ya, kalau estafet, pastinya dilakukan bergantian, dan dilanjutkan juga yang lain, mereka juga didampingi oleh komandan Brimob," jelasnya. 


Pada kesempatan itu, Kapolres Toba AKBP Wahyu Indra Jaya membacakan Sejarah awal pembentukan Satuan Brigade di Sumatera Utara masa perjuangan kemerdekaan 1945 - 1946 : 


1. Polisi Istimewa 


A. Dengan kalahnya Tentara Jepang dalam perang dunia ke II dan menggemanya pekik Kemerdekaan bagi Rakyat Indonesia ke seluruh pelosok tanah air Indonesia, begitu juga Keresidenan Tapanuli berdasarkan SK. 


Gubernur Sumatera T.M. Hasan diangkatlah Dr. Ferdinan Lumban Tobing sebagai Residen Tapanuli yang berkedudukan di Tarutung dan pada awal Oktober 1945 di kibarkanlah Bendera Merah Putih di lapangan tarutung yang di pimpin oleh Residen Tapanuli Dr. F. Lumban Tobing dan juga di hadiri oleh Mas Kadiran.


B. Sepulang dari Tarutung Mas Kadiran mempengaruhi Kepala Polisi Jepang Toba (T. Syoga) agar kiranya di Asrama Polisi Balige dapat di kibarkan bendera Merah Putih. 


Dengan persetujuan Kepala Polisi Umum Jepang maka berkibarlah Sang Sangat Merah Putih di Asrama Polisi Umum Jepang di Balige sekarang Polsek Balige, walaupun dengan ancaman Tentara Jepang di Balige tetapi Kepala Polisi Umum Jepang (T. Syoga) tetap mempertanggung jawabkan karena beliau berpendapat bahwa Kemerdakaan Indonesia tidak dapat di halang  halangi lagi.


C. Dengan berangkatnya Tentara Jepang/Pemerintah Sipil Jepang di Balige maka Mas Kadiran langsung mengambill alih tugas Kepala Polisi untuk Toba di balige, setelah Jabatan Kepala Polisi Umum Toba Balige di pegang oleh Mas Kadiran beserta Anggota bekas Polisi Pemerintahan Belanda dan Jepang pulang kembali ke Jawa dan ada yang kembali ke Kampung masing-masing, yang masih tinggal hanya 25 orang yang berjiwa Setia dan Patuh di bawah pimpinan Mas Kadiran dengan kesadaran dan tanggung  jawab pada Nusa dan bangsa dan pada saat itu Pemerintahan Jepang hanya memberikan 10 Pucuk senjata Karabyn dan 15 buah Samurai.


D. Dengan bermodalkan Anggota 12 orang, senjata 10 Pucuk dan Samurai 15 buah. Mas Kadiran membentuk Polisi Istimewa di Balige dalam arahannya kepada anak buahnya Mas Kadiran mengatakan bahwa untuk menjaga Keamanan dengan bermodalkan senjata 10 Pucuk dan Samurai 15 buah itu sudah cukup, akan tetapi untuk mempertahankan Kemerdekaan belum lah berarti apa-apa. Maka kita harus mencari Senjata sebanyak-banyaknya” salah satu usulnya adalah merampas Senjata Jepang di Gudang senjata Jepang di Parapat.


E. Pada tanggal 19 Oktober 1945 Pasukan POLISI Istimewa di pimpin oleh Mas Kadiran di bantu oleh masyarakat merampas gudang senjata Jepang di Parapat, dengan mengunakan tehnik Serangan Fajar pada  pukul. 04.00. Wib. 


Pasukan istimewa yang dibantu oleh masyarakat dapat menguasai gudang senjata dan merampas isinya, dari rampasan tersebut berhasil menyita 20 pucuk senjata, 60 buah granat tangan dan 50 Stel pakaian Tentara Jepang dan 2 peti amunisi sesuai dengan perjanjian senjata dan amunisi untuk Pasukan Polisi Istimewa sedangkan Pakaian diserahkan kepada Masyarakat. Kabar kemenangan Pasukan Polisi Istimewa Pimpinan Mas Kadiran sampai ke Desa-desa rakyat bersorak sorai dan nama Mas Kadiran dan anak buah menjadi harum dan rakyat memberikan bahan makanan berupa beras dan lain-lain. Kepada Pasukan Mas Kadira dan antara Rakyat dan Pasukan Polisi Istimewa menyatu yang membuat Polisi Balige bertambah semangatnya.


F. Mas Kadiran meminta kepada T. Syoga bekas Kepala Polisi umum Jepang di Balige untuk meminta senjata pasukan Jepang di Sopo Surung tiga hari kemudian T. Syoga menyerahkan senjata kepada Mas Kadiran  sebanyak 20 Pucuk model US Karabyn dan amunisi 2 Peti dan Mas Kadiran mengucapkan terima kasih kepada T. Syoga 


Kabar penyerahan senjata di Prapat dan di Sopo Surung telah tersiar luas keseluruh Kabupaten Toba dan kepercayaan rakyat kian bertambah kepada pasukan Polisi Istimewa Toba pimpinan Mas Kadiran.


G. Karena banyaknya senjata, sedangkan Polisi Istimewa hanya 12 orang maka Mss Kadiran menambah anggotanya dengan mengambil anak-anak dari Polisi yang sudah remaja dan Pemuda-pemuda Balige yang bersemangat juang dami mempertahankan Kemerdekaan. Mereka dilatih baris berbaris, diajarkan cara mempergunakan Senjata, teori menyerang musuh dan lain sebagainya di bidang ini Mas Kadiran sudah termasuk ahli karena beliau bekas Kepala dan Pelatih Toko Betsu Kaisatsu Tai di tambah pernah di latih Kemiliteran di Luar Negeri


H. Terdengarlah berita bahwa tentara Jepang di Tarutung akan membuang Senjata beserta amunisinya di Danau Toba Sebanyak 5 Truck. 


Pada tanggal 17 Desember Mas Kadiran beserta anak buahnya berangkat ke Sipintu-pintu yang jaraknya 14 Km dari Balige menuju Tarutung. Medannya sangat baik untuk melakukan penghadangan, setelah menanti selama 3 hari Truck Tentara Jepang tiba di Sipintu-pintu tetapi tidak bisa melanjutkan perjalanan karena terhalang oleh Bebatuan di jalanan. Dan Pasukan Polisi Istimewa Balige beserta masyarakat yang siap membantu apabila di perlukan.


J. Tentara Jepang berhenti dan berdialog dengan Mas Kadiran dengan dialog yang alot akhirnya Tentara Jepang meminta berdamai dengan syarat semua Senjata di buang ke dalam jurang Sipintu-pintu saja. 


Maka Komandan Tentara Jepang memerintahkan anak buahnya untuk membuang seluruh senjata dan amunisi kedalam jurang, dalam waktu singkat seluruh senjata dan Amunisi sudah dibuang seluruhnya kedalam jurang, dan anak buah 


2. Barisan Istimewa Polisi Pindah ke Sibolga


Berhubung dengan keadaan Politis, Ibu Kota Tapanuli di pindahkan ke Sibolga, maka atas perintah Residen Tapanuli Dr. F.L. Tobing maka Pasukan Barisan Istimewa Polisi keresidenan Tapanuli di pindahkan ke Sibolga pada pertengahan Mei 1946 Barisan Istimewa Polisi Keresidenan Tapanuli Pindah ke Sibolga. 


Kegiatan ini juga dilakukan untuk mendekatkan masyarakat dengan polisi, bahwa polisi merupakan pengayom masyarakat. 


Kegiatan ini di hadiri oleh Wadansat Brimob Poldasu AKBP James Parlindungan Hutagaol, S.I.K., M.H, PJU Satbrimob Poldasu, Danyon A Satbrimob Poldasu, Danyon B Satbrimob Poldsu, Danki 2A Sat Brimob Poldasu, Danki 2B, Kabag Ops Polres Toba AKP David Sinaga, Kapolsek Balige Iptu Selamat Pasaribu, Personil Brimob Polda Sumut dan Purnawirawan Brimob. (Humas Polres Toba/NS)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)