Didemo PBB Soal Kebebasan Beragama, Bobby Singgung Provokator Bukan orang Medan

Didemo PBB Soal Kebebasan Beragama, Bobby Singgung Provokator Bukan orang Medan

Rambe
By -
0

Bicaranews.com|Medan - Ratusan massa Ormas Pemuda Batak Bersatu (PBB) mengelar aksi unjuk rasa soal kebebasan beragama di depan Kantor Wali Kota Medan. Wali Kota Medan Bobby Nasution menyinggung soal provokator bukan orang Medan.

Massa aksi meminta agar kebebasan beragama terjamin di Kota Medan sesuai dengan UUD 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2. Aksi tersebut juga berkaitan dengan jemaat Gereja Emil Kristen Indonesia (GEKI) yang dilarang ibadah oleh kelompok yang mengatasnamakan warga sekitar di Suzuya Medan Marelan.

Saat menerima massa aksi, Bobby menyinggung soal adanya provokator yang mengunggah soal Medan intoleran terkait permasalahan jemaat GEKI ini. Padahal orang tersebut, kata Bobby, jauh dari Medan dan tidak paham persoalan tersebut tapi memiliki mulut yang tajam.

"Jadi apa yang kami sampaikan bukan tidak pernah kami komunikasikan, jadi tolong, ayo Pemuda Batak Bersatu, kita semua, nggak usah lagi lah yang bukan orang Medan yang mengatasnamakan pernah tinggal di Medan ikut-ikut serta, saya nggak mau ngomong dari daerah mana yang mungkin kalau naik pesawat berjam-jam ke sini nggak usah sok ikut-ikut posting, tidak mengerti persoalannya tapi muncungnya aja yang tajam, jangan bilang Medan ini intoleran, tidak," kata Bobby Nasution saat menerima massa aksi, Kamis (8/6/2023).

Sebab, Bobby mengaku setuju dengan semua poin yang disampaikan oleh PBB terkait Medan harus menjadi kota yang masyarakat nya terjamin untuk beragama dan beribadah. Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut menjelaskan jika sejak awal, Pemkot Medan sudah merespon peristiwa penolakan ibadah itu dan menawarkan solusi kecantikan jemaat GEKI.

"Tadi disampaikan Pemerintah Kota Medan menjadi fasilitator bukan karena viral belakangan ini, tapi mulai dari tahun 2022 kemarin kami sudah memfasilitasi bagaimana ibadah dari jemaat GEKI," jelasnya.

Persoalan jemaat GEKI tersebut karena ada kelompok keagamaan yang mengatasnamakan warga sekitar tifak mengizinkan jemaat GEKI ibadah di Suzuya Medan Marelan. Padahal pihak kelurahan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) hingga Pemkot Medan sudah mengeluarkan surat untuk tempat ibadah itu.

"Persoalan pertamanya itu memang ada kelompok keagamaan lain yang mengatasnamakan warga setempat di area GEKI yang ada di Marelan ini tidak mengizinkan, namun baik dari surat kelurahan, FKUB, Kemenag Kota Medan, kecamatan dan dari Perkim hari ini sudah boleh digunakan," ujarnya.

Bahkan sebelum dikeluarkan izin, Bobby mengaku jika jemaat GEKI juga telah diberikankan tiga pilihan lokasi ibadah. Mulai dari Kantor FKUB, Kemenag Medan, hingga dibebaskan memiliki lokasi untuk disewa.

"Sebelum itu dikeluarkan, selama kemarin jemaat GEKI beribadah di depan kantor kota, jauh sebelum kami sudah menyampaikan kami memberikan tiga opsi di bulan Desember (2022), yang pertama kami akan menyewakan tempat yang dipilih oleh jemaat GEKI yang akan full difasilitasi Pemerintah Kota Medan, yang kedua boleh menggunakan kantor FKUB, yang ketiga boleh menggunakan aula Kemenag Kota Medan," ungkapnya.

Terbaru, Bobby juga sudah menawarkan kepada jemaat GEKI untuk beribadah di Kantor Wali Kota Medan. Namun, hingga siang ini belum ada respon dari pendeta GEKI.

"Yang terakhir, kami mempersilahkan jemaat GEKI untuk beribadah di dalam Kantor Kota Medan, ini sudah kami sampaikan juga," bebernya.

Sehingga Bobby meminta agar jangan ada yang ingin memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu. Sehingga menimbulkan perpecahan di Kota Medan.

"Jadi kami sampaikan, siapapun yang ikut campur di sini yang mungkin kepentingan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu saya minta jangan ikut-ikutan karena Medan ini damai, Medan ini toleransi nya tinggi, jangan demi kepentingan pribadi mau memecahkan belah Kota Medan," katanya.

Di akhir, Bobby mempertanyakan kelompok yang mengatasnamakan warga sekitar tersebut selama ini kenapa tidak marah saat tempat tersebut dijadikan lokasi yang kesannya tidak baik untuk semua agama. Malah marah ketika lokasi itu ingin dijadikan tempat ibadah.

"Saya menyampaikan kepada kelompok-kelompok yang kemarin mengatasnamakan masyarakat melarang ibadah di situ, saya pengen tanya sebenarnya pas tempat itu dijadikan tempat yang kesannya tidak baik untuk agama apapun, bahkan ada yang meninggal di situ, itu kenapa tidak ada yang marah, sekarang mau dijadikan tempat ibadah kok malah marah, itu saja," tutupnya.(t/dtc/bn)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)