Dalam kesempatan tersebut, Kadis Kominfo Kabupaten Toba, Sesmon TB Butarbutar memaparkan sejumlah Inovasi, rencana berkelanjutan dalam mewujudkan program Smart City di Kabupaten Toba.
Di hadapan langsung asesor Rizky Putera dari Bappenas RI dan tim yaitu Dwi Elfrida Martina, Teddy Sukardi, dan Erda Rindrasih yang hadir secara online, Sesmon memaparkan satu persatu mengenai perkembangan terakhir di Kabupaten Toba menyangkut 6 dimensi smart city, yaitu Smart Government, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society, dan Smart Enviroment.
Inovasi Smart Governance yaitu adanya 10 aplikasi pemerintahan dan 11 layanan publik, Smart Branding yaitu bidang Pariwisata ada 3 pembangunan fasilitas pariwisata dan pelatihan kepariwisataan. Untuk daya saing bisnis ada 7 dan 6 penataan Icon. Smart economy, ada transaksi keuangan secara digital/Qris untuk 43 pelaku wisata yang sudah melakukan e-payment.
Kemudian Smart Living di bidang kesehatan ada 8 diantaranya penggunaan SMRS RSUD Porsea. Smart Society ada 4 di bidang ekosistem belajar/pendidikan diantaranya aplikasi e-Pusdadan INLISLite/perpustakaan digital serta 3 keamanan masyarakat diantaranya adanya aplikasi peta rawan, mitigasi, dan pelaporan bencana, aplikasi layanan pengaduan masyarakat LA-PO (LAPOR POl PP).
Smart Enviroment ada 5 inovasi diantaranya telah tersedia 63 Bank Sampah tersebar di Kecamatan dan desa/kelurahan.
Sesmon melanjutkan, kendala yang dihadapi Pemkab Toba dalam pengembangan Smart City ini adalah kurangnya penganggaran, minimnya SDM, masih adanya 36 desa area blankspot, dan hal lainnya.
"Kekurangannya bagaimana mem-branding khususnya promosi pariwisata untuk masyarakat luas," katanya.
Namun demikian, akan dilakukan promosi melalui aplikasi berbasis web.
Pemkab Toba, lanjutnya, tetap berusaha semaksimalnya mengoptimalkan Forum Smart City termasuk menggandeng mitra perusahaan BUMD dan BUMN yang ada di Kabupaten Toba.
Pihak asesor pun satu persatu memberikan pertanyaan lalu bimbingan serta arahan pengembangan ke depan Smart City di Kabupaten Toba.
Dwi Elfrida Martina mengatakan bahwa Pemkab Toba harus bekerja sama dengan pihak Kemendes mengenai aplikasi desa wisata.
"Toba itu udah branding, sudah mendunia. Kontennya sedikit perlu diperbanyak. Bisa caranya dengan menggandeng komunitas anak muda untuk promosi di media sosial ," katanya.
Asesor lainya, Teddy Sukardi menyoroti bidang smart governance tentang penilaian SPBE dan SIPD. Ia menganjurkan agar aplikasi berbasis android yang tidak dirawat di-take down saja, sementara aplikasi yang banyak didownload saat ini di Kabupaten Toba adalah e-absensi pegawai.
Kedepannya asesor akan menindaklanjuti dengan mengajukan 100 pertanyaan yang akan dijawab Pemkab Toba dengan bukti pendukung.
Turut hadir Asisten Perekonomian Jhony DP Lubis, Kadisi Lindup dr. Rajaipan Sinurat, Plt BPBD Robert Manurung, Kadis Perpustakaan TH Sitorus, dan sejumlah staf. (MC Toba/NS)
Posting Komentar
0Komentar