Menteri Bahlil Ajak Inggris Investasi di Indonesia

Menteri Bahlil Ajak Inggris Investasi di Indonesia

Rambe
By -
0

Bicaranews.com|Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengajak Inggris untuk berinvestasi di Indonesia, utamanya investasi berkelanjutan yang mendorong penciptaan nilai tambah dan pemerataan ekonomi.

Ajakan tersebut disampaikan Bahlil dalam serangkaian pertemuan bilateral dengan Pemerintah Inggris yaitu Menteri Investasi Inggris Lord Grimstone, Menteri Teknologi, Inovasi dan Ilmu Hayati Inggris Lord Kamall dan Anggota Parlemen Inggris Lord Aamer Safraz di hari pertama kunjungan kerjanya ke London, Inggris, Rabu (23/3).

Turut hadir dalam pertemuan tersebut adalah Duta Besar Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, dan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia Anindya N. Bakrie.

"Saya berharap Pemerintah Inggris dapat mengambil peran aktif dalam mendorong perusahaan asal Inggris untuk berinvestasi di bidang industri hilirisasi yang berbasis sumber daya alam. Hal ini selaras dengan prioritas pemerintah saat ini dalam upaya percepatan transformasi ekonomi Indonesia," kata Bahlil dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Menteri Investasi Inggris Lord Grimstone menyampaikan minat Pemerintah Inggris untuk bersama-sama Indonesia mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Dengan cakupan teknologi dan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan Inggris di sektor tersebut, Menteri Investasi Inggris yakin dapat memberikan kontribusi optimal dalam mendorong hilirisasi di Indonesia.

"Inggris dapat berperan sebagai hub investasi negara Eropa untuk masuk dan berinvestasi di sektor tersebut di Indonesia, memanfaatkan perjanjian perdagangan Inggris dengan sejumlah negara mitra strategis," kata Lord Grimstone.

Pada kesempatan yang berbeda, Menteri Teknologi, Inovasi dan Ilmu Hayati Inggris Lord Kamall menyampaikan telah menjalin komunikasi dengan Menteri Kesehatan RI yang sebelumnya juga telah bertemu secara langsung untuk menjajaki potensi kerja sama di bidang kesehatan saat kunjungan ke Inggris beberapa waktu yang lalu.

"Posisi Indonesia sebagai penyumbang populasi terbesar di ASEAN, sekitar 43 persen, sangat potensial menjadi hub bagi perusahaan sektor kesehatan Inggris untuk penetrasi pasar di kawasan tersebut," ungkap Lord Kamall.

Menanggapi hal tersebut, Bahlil mengundang perusahaan Inggris untuk mengembangkan investasi sektor kesehatan seperti halnya industri alat kesehatan dan vaksin di Indonesia.

"Indonesia memiliki penduduk kelas menengah yang besar dan terus bertumbuh. Ini merupakan faktor penting dalam konteks potensi pengembangan industri kesehatan dengan keunggulan demografi yang dimiliki oleh Indonesia," jelas Bahlil.

Dalam pertemuan terpisah dengan Anggota Parlemen Inggris Lord Aamer Safraz tersebut, Bahlil juga menyampaikan rencana jangka pendek ke depan untuk menindaklanjuti hasil pertemuan dengan Menteri Investasi Inggris yang salah satunya melalui penjajakan nota kesepahaman antara kedua menteri.

"Ruang lingkup nota kesepahaman yang akan dibahas lebih lanjut nanti terkait dengan upaya peningkatan investasi dua arah antara Indonesia dan Inggris. Bagaimana Indonesia dan Inggris dapat saling mengundang investasi yang bisa mendorong nilai tambah yang saling menguntungkan," pungkas Bahlil.

Ada pun, Lord Aamer Safraz dalam kesempatan yang sama menyampaikan harapannya ke depan dari pertemuan dan komunikasi awal yang telah dibangun ini.

"Saya berharap nota kesepahaman yang akan dijajaki lebih lanjut tersebut nantinya dapat menjadi basis dalam memfasilitasi berbagai rencana investasi strategis Inggris di Indonesia dan juga sebaliknya," ujarnya.

Ketiga pertemuan dilakukan dalam rangka mendapatkan dukungan Pemerintah Inggris untuk bersama-sama mendorong tindak lanjut komitmen investasi perusahaan Inggris yang telah disampaikan kepada Presiden RI di sela-sela kegiatan COP 26 bulan Oktober 2021.(antara)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)