Waldiman Sijabat Bersama Warga Paropo Dairi Laporkan Pengirim Peti Jenazah ke Polisi

Waldiman Sijabat Bersama Warga Paropo Dairi Laporkan Pengirim Peti Jenazah ke Polisi

Rambe
By -
0

Waldiman Sijabat (kanan) dan rekan berfoto saat melapor ke Polres Dairi Sumut di Sidikalang, Senin (29/11/2021). (istimewa)

Bicaranews.com|Dairi - Waldiman Sijabat salah satu korban yang dikirimi peti jenazah dan salib bertulis namanya bersama warga Desa Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi, Sumatera Utara mendatangi Polres Dairi di Sidikalang, melaporkan kasus kiriman peti jenazah, Senin (29/11/2021) malam.

Daulat Ginting, sopir kenderaan pembawa peti jenajah, turut serta dalam pelaporan dimaksud.

Dikutip dari deteksi, Waldiman menguraikan, sesuai pengakuan Daulat, seseorang memesan peti mati melalui telepon untuk dihantarkan ke Paropo. 1 unit peti dimaksud seharga Rp1,8 juta. Namun belum ada pembayaran.

“Sudah biasa, jika ada warga Paropo yang meninggal, peti mati dipesan dari Tiga Panah Kabupaten Karo”. Terang Waldiman.

Kasus ini bermuatan penghinaan. Nama-nama yang tertera dalam salib yang dikirim bersama peti jenazah, dalam kondisi sehat.

Waldiman mengurai kronologi peristiwa, Senin sore, 1 unit mobil pick up membawa 2 peti mati ke Paropo. Setibanya ditempat, sopir bertanya dimana rumah Waldiman.

Penduduk setempat kaget dan spontan berhamburan karena melihat dalam salib yang dibawa tertera nama Waldiman dan nama Faisal yang juga warga setempat.

Atas kejadian itu, Anna Sihaloho ibu Waldiman Sijabat, histeris dan meronta. Pinni, adik Faisal juga bereaksi serupa. Mereka mengamuk melihat salib dan peti jenajah bertuliskan nama anggota keluarga.

Menurut Waldiman, saat itu dirinya sedang tidur dan baru terbangun setelah mendengar suara rebut-ribut. Dia juga keluar rumah dan melihat namanya ditulis di salib berwarna putih.

“Patut diduga ini berhubungan dengan pilkades” kata Waldiman.

Dia bersama Faisal dan Jekki adalah tim pemenangan calon kades incunbem, Bongga Situngkir. Dibenarkan, pada kontestasi itu, Bongga kalah.

“Mungkin dipikir, kalau tulang kami (Bongga-red) kalah, kami mati” ujar Waldiman.

Menurutnya, kalah menang merupakan hal biasa dan menjadi konsekwensi dalam sebuah pertarungan. Tetapi jangan dibuat begini.

“Cara sedemikian sungguh keterlaluan dan penghinaan ini amat menyakitkan” sebut Waldiman sembari berharap polisi akan sesegera mungkin mengungkap peristiwa itu.

Sementara itu, Bongga Situngkir menyebut, mobil pick up itu membawa 2 peti mati berikut 2 salib bertulis ‘Dison Maradian’. Tanggal wafat ditulis 29 Nopember 2021 tanpa tanggal lahir.

Satu salib bertuliskan nama Waldiman Sijabat, sementara pada salib yang satu lagi, tertera dua nama yakni Faisal/Jesi Situngkir. (detksi)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)