Risma Bersih-bersih di Lokasi Demo Omnibus Law yang Berujung Ricuh

Risma Bersih-bersih di Lokasi Demo Omnibus Law yang Berujung Ricuh

Rambe
By -
0

Bicaranews.com|Surabaya - Setelah massa tolak Omnibus Law dipukul mundur polisi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini turun ke lokasi kericuhan. Ia membersihkan sampah.

Wali Kota Risma bersama timnya tampak meninjau Jalan Gubernur Suryo dan Jalan Pemuda. Di dua lokasi tersebut, Risma membersihkan jalan akibat kericuhan yang terjadi, saat demo tolak Omnibus Law di Gedung Grahadi.

Sebab akibat kericuhan tersebut, banyak bebatuan yang berserakan di jalan. Kemudian di jalan juga ada sisa-sisa aksi pembakaran.

"Di depan situ, tolong ambilin batu-batunya dan ambilkan karung," kata Risma, Kamis (8/10/2020).

Dalam aksi bersih-bersih ini, Pemkot Surabaya mengerahkan 6 alat berat yang tersebar di beberapa ruas jalan. Kemudian ada dua mobil damkar dan lebih dari 10 dump truk.

Di Jalan Pemuda, Risma sempat bertemu dengan pendemo yang diamankan polisi. Ia lalu bertanya mengapa ikut demo. Ia meminta pendemo itu menjelaskan soal UU Cipta Kerja.

Kemudian pendemo yang mengaku sebagai mahasiswa asal Lamongan menjawab pertanyaan Risma. Menurutnya, UU Cipta kerja tidak berpihak kepada rakyat.

Selanjutnya, Risma meminta petugas kesehatan memberikan pertolongan kepada para pendemo yang mengalami luka-luka. Risma turun ke lokasi dengan memakai helm, jaket hitam dan juga bermasker.

Total Ada 505 Orang Diamankan

"Usai demo di Surabaya terkait insiden yang terjadi di depan Gedung Grahadi dan lokasi lainnya di Surabaya (diamankan) sebanyak 505 orang," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko di Grahadi, Kamis (8/10/2020) malam.

Selain di Surabaya, demo menolak Omnibus Law di Malang juga ricuh. Banyak pendemo yang sengaja merusak fasilitas umum dan melawan petugas.

"Dan di Malang juga ada 129 orang, total untuk kejadian di Surabaya dan Malang sebanyak 634 orang. Kita lihat dari berbagai perannya. Yang pertama tentu kita lihat ada berbagai perusakan fasilitas umum. Atau pagar Gedung Grahadi. Kemudian ada Pasal 218 jo 212 melawan petugas" terangnya.

Truno juga mengapresiasi para buruh, di mana dalam aksinya hari ini bisa menjaga kondusivitas. Namun ada evaluasi dan catatan di lapangan. Polda Jawa Timur, menurutnya, sudah mengantisipasi insiden yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur.

"Khusus di Surabaya kemudian di beberapa daerah juga, seperti Malang ada insiden yang perlu dilakukan penindakan. Yakni penindakan secara persuasif tetap namun juga tegas terukur. Saat ini Polres Malang untuk datanya menyusul, ada beberapa tindakan dan kita amankan untuk kita lakukan pemeriksaan. Di Surabaya pun sudah kita lakukan beberapa pengamanan," imbuhnya.

Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Timur, Ahmad Fauzi, berterima kasih kepada Polda Jatim yang telah mengamankan dan memberikan pelayanan yang terbaik, atas jalannya aksi demo yang dilakukan oleh kawan-kawan buruh dalam menyampaikan aspirasinya. Baik di DPRD Jatim dan Kantor Gubernur Jatim. Namun ia menyayangkan aksi ini dicederai oleh penyusup yang sengaja membuat suasana menjadi ricuh.

"Saya atas nama SPSI Jawa Timur mengucapkan terima kasih, betapa rakyat pekerja Jawa Timur, rakyat buruh Jawa Timur berkumpul di Kantor Gubernur untuk menyuarakan, bukan hanya menolak Omnibus Law. Tapi meminta Bapak Presiden mencabut sesegera mungkin," jelas Ahmad.

"Untuk itu peristiwa yang sangat langka di Indonesia ini, seluruh pekerja di Jawa Timur memberikan apresiasi setinggi tingginya, kepada aparat keamanan yang luar biasa mengamankan jalannya unjuk rasa pada hari ini. Inovasi dan fasilitas yang terbaik diberikan oleh Polda Jawa Timur untuk amannya masyarakat pekerja dalam menyuarakan demonstrasi pada hari ini," imbuhnya.

Selain itu, ia juga menyayangkan aksi tersebut dinodai oleh anak-anak berusia belasan tahun, yang membuat demonstrasi menjadi rusuh. Bahkan ada juga buruh yang menjadi korban lemparan batu.

"Kami menyesalkan atas peristiwa ini. Yang kami tangkap di lapangan adalah anak-anak yang berusia 15 tahun, 9 tahun, mereka di luar dugaan kita menyusup memprovokasi kegiatan pekerja, kegiatan para buruh, dengan membawa batu, membawa pentungan dan lain-lain. Maka kami meminta kepada Bapak Kapolda, kepada jajaran keamanan di Jawa Timur untuk memproses pelaku tersebut secara hukum yang berlaku. Karena ada anggota kami di Gersik yang kena pentungan, kena lemparan batu mereka," pungkasnya.

sumber:detikcom

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)