Orangtua Murid Keluhkan Sulitnya Belajar Online

Orangtua Murid Keluhkan Sulitnya Belajar Online

Rambe
By -
0


Bicara News|Medan - Meski belajar online atau dalam jaringan (daring) sudah dilakukan selama kurang lebih empat bulan terakhir diakui sejumlah orangtua masih banyak kendala dan tantangan yang dihadapi anak-anaknya dalam mengikuti metode online tersebut sebagai pengganti metode tatap muka sementara waktu ini.
Berbagai cara dilakukan Dinas Pendidikan dan sekolah agar siswa betah mengikuti sekolah online, namun metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini dinilai bukan tanpa masalah.
Sejumlah orangtua murid menyampaikan berbagai keluhannya, mereka merasa terbebani karena selain tidak memiliki HP android yang memadai juga biaya kuota internet yang dinilai sangat mahal.
Ana, seorang ibu rumah tangga yang merupakan orangtua murid mengatakan harus bersekolah secara online membuatnya sangat terbebani dan menguras waktu. Pasalnya selain harus mengurus RT ia juga harus mendampingi anak-anaknya belajar online. Pendampingan itu, ia lakukan karena anak-anaknya yang kesulitan menggunakan HP android dan agar fokus.


"Saya punya 4 orang anak, 2 SD. Sungguh sangat merepotkan belajar online ini, pekerjaan saya bertambah lagi. Urus ini itu dan lain sebagainya, apalagi kebetulan jadwal belajar online anak saya bersamaan, sementara HP saya hanya satu. Kan nggak iya anak-anak dibeliin HP satu-satu. Belum lagi saat guru menjelaskan anak-anak kesulitan memahami dan mengerti apa yang dijelaskan, karena banyaknya suara ribut anak-anak saat sedang zoom meeting," kata Ana, Senin (20/7).
Hal senada dikatakan Sari, belajar online membuat pengeluaran RT bertambah, pasalnya biaya kuota yang digunakan sangat tinggi dan menyita waktu orangtua karena harus mengawasi belajar anak.
"Sungguh para orangtua sangat terbebani dengan belajar online ini, selain kurang efektif metode ini juga membuat pusing dan ribet. Pasalnya , banyak materi yang dibahas dan belum tentu para orangtua bahkan saya pribadi menguasai semua pelajaran, sementara anak-anak justru terlihat santai. Mereka kalau nggak diawasi yang ada main game, buka-buka youtube dan lainnya,"katanya.


Menanggapi keluhan para orangtua terkait permasalahan seputar tidak optimalnya (PJJ) tersebut, Disdik Kota Medan melalui Kasi Kurikulum dan Kesiswaan , Hamzah Harahap mengaku tidak memiliki opsi lain, pasalnya kebijakan itu dilakukan dalam mendukung pemutusan rantai penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat.
"Keselamatan peserta didik dan guru adalah yang menjadi utama, jadi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka masih sangat belum bisa dilakukan. Kita harus masih menunggu informasi dari Kemdikbud dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Untuk itu kami berharap baik sekolah dan orangtua untuk sama-sama legowo sementara waktu, serta terus meningkatkan kerjasama dan saling berkoordinasi satu dengan yang lain," kata Hamzah. (bn/sib)

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)